Newest Post

[Story] Together, We are RockMode (Ending)

| Sabtu, 16 Februari 2019
Baca selengkapnya »



Dua bulan kemudian, kami akhirnya mendapatkan anggota baru menggantikan posisi yang saat ini ditinggal oleh anggota lama. Juno menggantikan posis Rain sebagai drummer, Juno adalah teman Joseph saat ia duduk di bangku SMA. Ia bertemu kembali dengan Joseph dan Joseph meminta Juno untuk menjadi anggota band kami, awalnya ia ragu untuk masuk jadi anggota tapi akhirnya ia betah juga menjadi drummer. Schwartz menggantikan posisi Shard sebagai bassist. Aku bertemu Schwartz pertama kali pada saat kami masih kuliah. Sekarang, Schwartz tidak tau apa yang harus ia lakukan. Ia sudah mengirimkan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan tetapi tidak ada satupun yang mau menerimanya. Ia menceritakan keluh kesahnya mencari pekerjaan dan akupun curhat akan band ku yang sedang kekurangan personel. Mendengar hal tersebut, ia ingin sekali bergabung dan...ya. Seperti itulah kira-kira.


Cerita tentang band kami akhirnya didengar oleh seluruh penjuru dunia. Kami mendapatkan ratusan (bahkan ribuan) surat elektronik dari beberapa perusahaan rekaman. Kami menerima salah satu dari tawaran mereka dan mengirim demo kami. Beberapa hari kemudian, mereka meloloskan kami untuk melakukan debut pertama kami. Mendengar hal tersebut, aku meminta pemilik kafe untuk mengeluarkan kami. Namun, pemilik kafe hanya berkata "Kalian bisa kembali lagi untuk manggung kapanpun kalian mau".


Akhirnya kami sering mendapat tawaran manggung, mulai dari konser amal sampai menjadi pengisi acara hiburan. Setahun kemudian, kami mengadakan konser tur ke luar negeri. Sebelum itu, aku pergi ke pemakaman untuk ziarah ke makam Rain dan Shard. Sekadar mengucapkan terima kasih telah bergabung menjadi anggota RockMode sambil menabur bunga ke pusaranya Shard dan Rain, setelah itu aku pergi meninggalkan pemakaman dan keesokan harinya tur kami pun dimulai.

[Story] Together, We are RockMode (Ending)

Posted by : Izect Ztenz
Date :Sabtu, 16 Februari 2019
With 0komentar

[Story] Together, We are RockMode (Part 3)

| Kamis, 07 Februari 2019
Baca selengkapnya »



Pagi itu, Lane mendatangi rumahku dan menceritakan apa yang terjadi semalam plus temuan polisi di mayatnya Shard. Mendengar hal itu, aku tidak bisa berbuat apa apa selain menunggu Rain sehat kembali dan ikut sesi latihan seperti biasanya.


Dua minggu kemudian, Rain kembali ke studio. Aku langsung bertanya kepada Rain "Jujur, apakah kamu yang telah membunuh Shard?". Rain langsung menjelaskan bagaimana semua ini terjadi. Dimulai dari rasa kesalnya terhadap Shard sampai bagaimana caranya ia melampiaskan rasa tersebut ke Shard dengan menyelinap ke apartemennya Shard dan menghabisinya disaat itu juga. Setelah itu, ia lari keluar studio. Aku langsung mengejar Rain untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun malang, pada saat ia mencoba untuk kabur dari masalah. Ia malah ditabrak oleh sebuah mobil yang melaju kencang. Melihat hal itu, aku langsung menghampiri Rain. Tubuhnya yang mulai dingin memintaku untuk tidak menelpon ambulans, ia rasa ia pantas untuk mendapatkan ganjaran atas apa yang ia perbuat selama ini (aku rasa tidak dengan cara yang seperti ini). Ia hanya berkata dengan suaranya yang mulai hilang "Aku sangat senang bertemu dan sekaligus menjadi anggota band mu, Henry. Selamat tinggal, Henry. Ku harap kita akan dipertemukan kembali". Aku tidak bisa berbuat apa apa selain menangis dan berteriak.


Setelah kejadian itu, aku meminta pemilik kafe untuk absen dari panggung. Kali ini lebih lama dari sebelumnya (2 bulan). Aku menjelaskan semuanya kepada pemilik kafe dan pemilik kafe turut prihatin. Ia memberi kami cuti selama 2 bulan untuk mencari anggota baru.


=To Be Continued=

[Story] Together, We are RockMode (Part 3)

Posted by : Izect Ztenz
Date :Kamis, 07 Februari 2019
With 0komentar

[Story] Together, We are RockMode (Part 2)

| Senin, 04 Februari 2019
Baca selengkapnya »



Keesokan harinya, aku mendapat telepon dari Lane (tetangganya Rain). Ia saat ini berada di rumah sakit. Saat kutanya siapa yang sakit, Lane menjawab "Rain, ia mencoba untuk menusuk dirinya sendiri. Aku terlambat pada saat itu tetapi beruntung ia masih bisa diselamatkan". Aku langsung buru buru ke rumah sakit dan bertemu Lane. Ya, aku tau ini pasti akumulasi dari rasa depresinya Rain akan kehilangan teman baiknya. Aku mencoba untuk bertanya kenapa kamu melakukan hal sebodoh ini, tetapi ia hanya menjawab "Aku kangen sama kamu, Shard". Aku tidak bisa berbuat apa apa selain memberi Rain sebuah nasihat agar tidak melakukan hal tersebut dikemudian hari.


Polisi menemukan sebuah kecurigaan didalam kasus kematiannya Shard. Catatan kematiannya menyebutkan bahwa ia tewas karena overdosis obat obatan. Tetapi, tim forensik menemukan keanehan di mayatnya Shard. Terdapat luka tusukan senjata tajam di sekitar perutnya.


Lane yang saat itu masih di rumah sakit mendapat berita dari polisi terkait kematiannya Shard. Lane terkejut dan polisi langsung mencari info tentang siapa yang terakhir kali masuk ke apartemennya Shard. Tak lama, Lane mendengar suara dari ruang inapnya Rain. Ia menggigau "Aku rindu sama kamu, Shard. Tapi aku benci melihatmu dekat dengan Henry". Timbul satu pertanyaan didalam pikirannya Lane "Apakah Rain yang telah membunuh Shard?"


=To Be Continued=

[Story] Together, We are RockMode (Part 2)

Posted by : Izect Ztenz
Date :Senin, 04 Februari 2019
With 0komentar

[Story] Together, We are RockMode (Part 1)

| Sabtu, 02 Februari 2019
Baca selengkapnya »



Hai, namaku Henry. Aku adalah seorang vokalis di sebuah band yang ku bentuk bernama RockMode. Saat ini RockMode sering manggung dan menjadi home band di sebuah kafe bernama CoffeeMode. Pada saat band terbentuk, band tersebut hanya beranggotakan 4 orang. Joseph sebagai Lead Guitar, Rain sebagai Drummer dan Shard sebagai Bassist.
RockMode biasanya tampil pada saat malam hari hingga cafe tersebut tutup pukul 10.30


Malam itu, kami mulai manggung untuk menghibur para pengunjung kafe. Semua terlihat senang dan terbawa alunan lagu kami. Disaat kami telah selesai, kami mendapatkan tepukan tangan yang sangat meriah.


Sampai suatu hari, salah satu anggota band kami yaitu Shard tidak hadir untuk sesi latihan. Kami terus menunggu kehadiran Shard sampai salah satu dari kami mendapatkan kabar bahwasanya, Shard ditemukan tidak bernyawa. Diduga ia meninggal dikarenakan overdosis obat obatan. Aku yang mendengar kabar tersebut langsung menuju ke TKP dan ternyata berita tersebut benar.


Melihat hal tersebut, aku segera menelpon pemilik kafe untuk meminta absen selama 1 hari dikarenakan salah satu anggota band kami meninggal. Mendengar hal tersebut, pemilik kafe langsung memberi izin sekaligus mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Shard. Keesokan harinya, kami kembali manggung dan memberitahukan kepada pengunjung penyebab kami tidak hadir kemarin. Beberapa ada yang sedih dan ada juga yang meletakkan sebuah bunga di depan panggung kami. Pada saat itu, Rain lah yang tampak lebih sedih dari semua yang ada, ia terlihat tak henti-hentinya menangisi kepergian rekan satu band nya.


=To Be Continued=

[Story] Together, We are RockMode (Part 1)

Posted by : Izect Ztenz
Date :Sabtu, 02 Februari 2019
With 0komentar

[Story] The Husk: Chapter Arina (The End of The Mysterious Girl)

| Rabu, 30 Januari 2019
Baca selengkapnya »

Esoknya, aku tidak melihat Green ataupun Jean. Dan tebak, Alan sudah kembali bekerja. Ia bingung kenapa Green tidak datang ke kantor, ia berasumsi bahwa Green sudah pulang ke rumah dan tidak bisa datang ke kantor karena kecape'an merawat sahabatnya yang sedang sakit. Ia bertanya padaku kemana ia pergi. Aku hanya menjawab terakhir ia pergi bersama Jean. Tiba-tiba, Alan mendapat telepon dari seseorang, ia kaget karena ternyata apa yang tidak aku inginkan kemarin ternyata terjadi juga. Green diculik dan Jean pun dibunuh sebelum penculikan terjadi. Alan yang shock akan berita yang ia terima langsung pergi ke suatu tempat. Sampai disitu (lagi), aku tidak tahu apa yang terjadi pada Alan dan Green.


Sore itu, aku pulang dari kantor dan melihat Alan yang sedang lari seakan ada yang ingin membunuhnya. Ternyata, raut wajah Alan sesuai dengan apa yang ia hadapi saat itu. Ia sedang dikejar oleh seseorang dengan membawa pisau di tangannya. Betapa terkejutnya aku, ternyata orang tersebut adalah Green. Bagaimana bisa? Apa yang telah menyebabkan Green menjadi seperti ini (Apa yang telah merusak sebuah persahabatan hingga menjadi sebuah tragedi yang seharusnya tidak terjadi). Alan akhirnya terjebak di sebuah gang buntu. Ia hanya bisa pasrah meratapi nasibnya (dibunuh sama sahabat sendiri). Aku yang melihat dari jauh mulai kehilangan jejak Green. Setelah aku menemukan Green, Green mulai menusukkan pisau yang ia pegang tepat di dada Alan. Aku yang melihat hal tersebut, langsung mengeluarkan senjata api dan menembak mati Green, aku berlari menghampiri Alan yang sedang sekarat. Ia berkata dengan nada yang lemah "Kumohon, hentikan kasus ini". Aku yang mendengar hal tersebut langsung memanggil anggota polisi dan ambulans. Alan akhirnya meninggal karena kehabisan darah saat sedang di perjalanan menuju rumah sakit.


4 minggu kemudian, kasus The Mysterious Girl akhirnya dihentikan. Pelaku utama dari kasus ini pun belum ditemukan dan beberapa bulan setelahnya, Alice dibawa ke rumah sakit jiwa dikarenakan kondisi kejiwaannya mulai terganggu setelah apa yang ia alami selama ini.


= THE END =

[Story] The Husk: Chapter Arina (The End of The Mysterious Girl)

Posted by : Izect Ztenz
Date :Rabu, 30 Januari 2019
With 0komentar

[Story] The Husk: Chapter Arina (Investigation)

| Senin, 28 Januari 2019
Baca selengkapnya »


Alan yang menyadari hal tersebut langsung memerintahkan salah satu rekannya Green untuk menyelidiki kasus ini, hingga akhirnya buntu. Alan terpaksa lembur untuk menyelesaikan tugasnya dan membiarkan Green dan Aku pulang terlebih dahulu. Setelah kami meninggalkan Alan sendiri, tiba tiba terdengar suara jatuh dari lantai atas (tepat di ruang kerja Alan). Aku beranggapan sepertinya ada yang jatuh dari atas, mungkin Alan sedang mencari beberapa dokumen dan kemudian menjatuhkan yang lainnya. Namun, Green memiliki firasat yang berbeda. Ia kembali ke kantor, naik ke lantai atas, dan tidak menemukan keberadaan Alan.


Ia memerintahkan beberapa anggotanya untuk mencari Alan. Ya, aku tahu kalau bahwa Green dan Alan telah bersahabat sejak kecil, ia tidak ingin hal buruk terjadi pada sahabatnya


5 Jam pencarian Alan akhirnya membuahkan hasil. Ia ditemukan tak sadarkan diri dibawah kolong jembatan. Green yakin bahwa pasti ada kaitannya dengan kasus yang sedang mereka tangani. Setelah Alan ditemukan, Green langsung membawa Alan ke kediamannya dan memintaku untuk pulang terlebih dahulu dan Ia akan menginap sampai kondisi Alan kembali pulih.


Keesokan harinya, Aku tidak melihat Alan di kantor hari ini dan Green tampaknya khawatir akan kondisi Alan. Ia curhat akan hal tersebut kepada Jean. Jean menyarankan agar tidak terlalu mengkhawatirkan Alan. Setelah itu, Jean mengajak Green ke sebuah kafe untuk melupakan semua permasalahannya. Sampai disitu, aku tidak tahu apa yang terjadi pada Green dan Jean (berharap tidak terjadi hal yang aneh kepada mereka)


= To Be Continued =

[Story] The Husk: Chapter Arina (Investigation)

Posted by : Izect Ztenz
Date :Senin, 28 Januari 2019
With 0komentar

[Story] The Husk: Chapter Arina (D-Day)

| Minggu, 27 Januari 2019
Baca selengkapnya »


3 Hari kemudian, Rin yang sedih karena Alice menghilang tanpa kabar putus asa untuk mencari keberadannya. Ia telah mencari diberbagai tempat, mulai dari sekolah, taman bermain, bahkan sampai ke rumahnya sekalipun. Tetapi, ia tidak menemukan jejak Alice. Arina yang melihat Rin sedih langsung menghampiri Rin dan bertanya apa yang sedang terjadi. Rin menjelaskan semuanya dan Arina pun tanpa berpikir panjang, ia mengatakan bahwa ia mengetahui keberadaan Alice sekarang. Mendengar hal tersebut, Rin langsung mengambil napas lega dan meminta apakah ia bisa menemuinya sekarang. Arina tidak bisa membawa Alice untuk saat ini tetapi ia meminta Rin untuk menunggu di depan rumah Arina nanti malam. Rin hanya mengikuti perintah Arina dan mereka pun bubar.


Jam 8 malam, Rin sudah sampai di depan rumah Arina. Ia penasaran kenapa harus di depan rumah Arina. Mengapa tidak di depan rumah Rin atau Alice. Bahaya yang sama kali ini mengincar Rin, si penculik kali ini menculik Rin dengan cara yang sama pada saat penculik tersebut menculik Alice.


Rin akhirnya terbangun di ruangan yang sama dengan Alice, ia tidak bisa bergerak karena tangan dan kakinya terikat tali. Arina masuk kedalam ruangan penyekapan dan Rin telah sadar bahwa ini adalah rencana Arina untuk balas dendam atas perlakuannya terhadap Arina. Arina pun menyuruh si penculik untuk memberikan pipa tersebut untuk memukul Rin. Si penculik pun berjalan menghampiri Alice dan menyadarkan Alice. Rin yang melihat kondisi Alice pada saat itu menyadari ada sesuatu yang salah darinya. Si penculik kemudian memberikan pipa sambil berkata "Habisi dia". Tatapan kosong tanpa harapan dari Alice pun menuruti perintah si penculik dan berjalan menghampiri Rin. Arina sempat berkata "Semoga beruntung" tepat sebelum Alice memukul Rin. Alice yang saat itu dalam kondisi "terbius", memukuli Rin hingga tewas. Melihat hal itu si penculik meminta Arina dan dirinya untuk pergi dari sini. Ia dan Arina pun meninggalkan mereka.


Beberapa jam kemudian, polisi datang ke TKP dan menemukan Alice telah membunuh teman baiknya. Ia pun ditangkap untuk dimintai pertanggung jabawan atas perbuatan yang telah ia lakukan, Alan (rekan kerjaku) mulai merasakan kecurigaan setelah melakukan sesi interogasi tersebut. Ia merasa Alice yang pada saat itu turut menjadi korban dari suatu tindak kejahatan.


= To Be Continued =

[Story] The Husk: Chapter Arina (D-Day)

Posted by : Izect Ztenz
Date :Minggu, 27 Januari 2019
With 0komentar
Prev
▲Top▲